Rabu, 01 Januari 2014

Pro dan Kontra: Minuman Energi Dapat Merusak Email?


Minuman energi banyak dikonsumsi oleh berbagai lapisan masyarakat, karena dipercaya dapat meningkatkan stamina dan membantu performa kerja. Mulai dari olahragawan, pekerja lapangan, hingga mahasiswa yang sedang menghadapi sederet jadwal ujian bisa jadi mengandalkan minuman ini untuk mendapatkan “energi” tambahan.

Banyak studi yang menyebutkan, “energi” tersebut ternyata dihasilkan dari dua komponen utama yang terkandung dalam minuman energi yaitu kafein dan gula. Tingginya kandungan kafein berbeda-beda antara setiap merk, namun dapat mencapai hingga 80 mg per kaleng. Selain kafein, produsen juga menambahkan bahan-bahan lain yang diklaim dapat mendorong pembentukan energi.

Meski produsen mengklaim bahwa minuman energi meningkatkan performa kerja tubuh, banyak ahli kesehatan yang tidak setuju akan hal ini. Konsumsi minuman energi, terutama secara berlebihan, dapat menimbulkan efek buruk bagi jantung, ginjal, dan dapat menyebabkan dehidrasi. Selain itu, ternyata minuman energi juga menimbulkan efek buruk bagi gigi seperti yang dilansir oleh jurnal General Dentistry Agustus 2012 lalu.

Sang peneliti, Poonam Jain, BDS, MPH, (associate professor dan Direktur Kedokteran Gigi Komunitas di Southern Illinois University School of Dental Medicine ) memaparkan bahwa minuman energi dapat merusak email gigi dan meningkatkan resiko terhadap terjadinya karies gigi. Hal ini disebabkan karena tingginya derajat keasaman pada minuman energi. Dari sumber lain disebutkan, rata-rata derajat keasaman minuman energi yang beredar di pasaran berkisar antara 2.5-3.5. Cairan yang asam jika berkontak dengan gigi dalam waktu lama atau dengan frekuensi tinggi, dapat menyebabkan terjadinya erosi pada lapisan terluar gigi yaitu email.

Dalam penelitiannya, Poonam Jain dkk memeriksa 13 merk minuman olahraga dan 9 minuman energi. Untuk menguji tingkat keasaman minuman tersebut, sampel gigi manusia direndam dalam tiap minuman selama 15 menit, diikuti dengan perendaman dalam air liur buatan selama 2 jam. Siklus ini diulang sebanyak 4 kali sehari selama 5 hari. Pengujian ini mensimulasikan paparan yang terjadi pada gigi saat orang mengkonsumsi minuman energi.
Ternyata pada hari kelima, telah terjadi kerusakan yang bersifat irreversibel pada email. Jika hal ini terus berlanjut, gigi dapat menjadi sensitif dan juga dapat berujung pada lubang gigi.
Menanggapi penelitian tersebut, juru bicara dari American Beverage Association (ABA) pun berkomentar. Menurutnya, penelitian tersebut merupakan penelitian laboratorik dan tidak dilakukan pada manusia. Prosedur yang dilakukan tidak menggambarkan kondisi yang sebenarnya, dimana dalam rongga mulut terdapat air liur yang membantu menetralkan asam dari makanan atau minuman. “Orang juga tidak mengulum minuman selama 15 menit dalam mulutnya”, lanjutnya.
Manfaat dan dampak buruk dari minuman energi masih pro dan kontra, dan konsumsi minuman ini sebaiknya dibatasi. Para orang tua juga disarankan untuk lebih mengawasi jenis minuman yang dikonsumsi putra putrinya. Sebagai gambaran, dari laporan yang dipublikasikan oleh European Food Safety Authority (EFSA), sebanyak 18 % anak berusia 3-10 tahun adalah pengguna minuman energi. Sementara persentase anak dengan rentang usia 10-18 tahun yang mengkonsumsi minuman energi secara rutin mencapai 68 %.
Untuk mengurangi dampak buruknya bagi gigi, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah minum air putih setelah mengkonsumsi minuman energi. Selain itu, sebaiknya jangan langsung menyikat gigi setelah minum minuman energi, sebab mulut masih bersifat asam. Adanya gerakan mekanis dari penyikatan serta bahan abrasif yang terkandung dalam pasta gigi dapat memperberat abrasi ataupun erosi yang terjadi pada permukaan gigi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar