Masyarakat harus waspada menggunakan obat tetes mata yang mengandung corticosteroid. Sebab, pemakaian sembarangan dan tanpa petunjuk dokter dapat menyebabkan penyakit glukoma yang bisa berujung pada kebutaan.
Hal tersebut diungkapkan dokter spesialis mata Admadi Soeroso dari Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, di Solo, baru-baru ini.
"Glukoma merupakan sejenis kerusakan mata yang disebabkan tekanan cairan terlalu tinggi di dalam bola mata dan berdampak pada kerusakan sel retina maupun serabut saraf sehingga ruang penglihatan menjadi semakin sempit dan akhirnya buta," jelas Admadi.
Di Indonesia, kini penyakit glukoma merupakan penyebab kebutaan nomor tiga selain katarak dan refraksi. Menurut Admadi, salah satu penyebabnya adalah penggunaan obat tetes mata secara serampangan dan tanpa petunjuk dokter.
Masalahnya, masyarakat Indonesia masih bisa membeli obat tetes mata secara bebas. Termasuk pula, obat tetes mata yang semestinya harus menggunakan resep dokter. Padahal, jika tetes mata itu termasuk jenis obat keras dan digunakan dalam waktu lama akan sangat berbahaya bagi pengguna.
Admadi mengingatkan, glukoma pada umumnya tidak diawali gejala-gejala khusus. Bahkan glukoma kerap tanpa gejala sama sekali. "Sehingga dalam banyak kasus, glukoma baru terdeteksi setelah si penderita mengalami kerusakan mata serius," katanya.
Tiba-tiba penderitanya mengalami penyempitan penglihatan dan akhirnya mengalami kebutaan. Admadi mengingatkan, bila penanganan telah terlambat, glukoma tidak mungkin lagi disembuhkan baik dengan pengobatan maupun operasi sekalipun. Penyebabnya, karena sel endotel trabekular meshwork-nya telah hilang.
Untuk mencegahnya, Admadi menyarankan, masyarakat harus rajin memeriksakan tekanan bola mata ke dokter. "Khususnya bagi mereka tergolong berisiko tinggi. Seperti penderita tekanan darah tinggi arterial dan mereka yang sering menggunakan obat tetes mata," jelasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar